Ayat di atas menegaskan bahwa salah satu ciri agama islam (ummat islam) adalah ummatan wasathiyyah yaitu umat yang moderat, umat yang berada diantara dua sisi hal yang saling berlawanan (pertengahan), ummat yang tidak melampaui batas dalam segala urusan termasuk dalam kehidupan beragama. Kemoderatan ini merupakan sebuah jalan hidup (way of live) yang Allah tetapkan bagi manusia dan selalu dicontohkan oleh Rasulullah SAW selama hidupnya.
Rasulullah SAW bersabda, "Jauhkanlah kalian dari
sikap melampaui batas dalam beragama. Sungguh orang-orang sebelummu
musnah disebabkan oleh sikap pelampauan batas dalam beragama." (HR.
Hakim).
Rasulullah SAW lantas membuat sebuah ilustrasi dengan membentuk satu garis lurus di tengah dan dua garis lainnya di
samping kiri dan kanannya. Lalu beliau meletakkan tangannya di garis
tengah seraya bersabda, "Ini adalah jalan Allah."
Rasulullah SAW
pun meneruskan sabdanya dengan membaca ayat, "Dan ini adalah jalan-Ku yang
lurus, maka ikutilah ia dan janganlah engkau mengikuti jalan-jalan
(lain) yang mencerai-beraikanmu dari jalan-Nya." (QS. Al An'am: 153).
Ummatan Wasatiyyah mengakomodir setiap aspek kehidupan manusia, baik kehidupan yang berhubungan dengan Tuhan (ibadah mahdhoh - vertikal) maupun yang hubungan antar sesama makhluk ciptaan Tuhan (ibadah ghoir mahdhah - horizontal).
Muhammad Yunus, S.HI., M.E.Sy. mengartikan ummatan wasatiyyah sebagai ummat yang selalu memperhatikan keseimbangan diantara dua sisi yang sama tercela, kiri dan kanan, berlebihan (ghuluw) dan acuh (taqsir), seperti halnya sifat dermawan yang berada di antara sifat pelit (bakhil) dan boros tidak pada tempatnya (tabzir). Begitu juga dalam sistem ekonomi, Islam berada di antara sistem ekonomi kapitalis dan sistim ekonomi sosialis.
Moderat dalam KBBI berarti selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem. Moderat
berkaitan erat dengan paham toleran yang dalam istilah bahasa berarti
luwes, adaptif dan mudah dalam pergaulan.
Dalam kehidupan antar umat beragama, islam menekankan pada kehidupan yang moderat, luwes dan adaptif. Diantaranya islam melarang untuk menghina, mencela dan mencaci keyakinan umat beragama lainnya. Allah SWT berfirman : “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.” (Qs al-An’am : 108)
Islam menghargai peribadatan umat lain sesuai dengan keyakinan mereka, islam tidak memaksakan kehendaknya kepada umat lain untuk memeluk islam, Allah SWT berfirman : "Tidak ada paksaan untuk menganut agama. Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang teguh kepada gantungan tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Baqoroh : 256)
Lawan kata Moderat adalah ekstrem
yang dalam istilah bahasa berarti sangat keras dan teguh; fanatik, pelampauan batas-batas moderasi dan
jauh dari sikap seimbang. Ekstrem (al-tatharruf) berkaitan erat dengan perilaku malampaui batas (al-ghullu) baik dalam perkataan, perbuatan maupun keyakinan.
Sikap
melampaui batas merupkan perbuatan yang tercela. Allah
SWT berfirman: "Katakalah (Muhammad): "Wahai Ahli kitab, janganlah kamu
berlebih-lebihan (melampaui batas) dalam beragama dengan cara yang tidak
benar, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah
sesat dahulunya dan mereka telah menyesatkan kebanyakan manusia dan
mereka sendiri tersesat dari jalan yang lurus." (QS. Al Maaidah: 77).
Demikian Islam datang sebagai
agama moderat, agama yang menjadi rahmat bagi alam semesta, “Dan tiadaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS Al Anbiya’: 107), baik dalam penyampaian ajarannya maupun dalam
pembentukan karakter para pemeluknya,“Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl : 125).
Moderat dan seimbang merupakan
jalan hidup (way of live) Islam yang mencakup semua bidang dalam
kehidupan manusia tanpa kecuali. Semoga kita dapat mewujudkan diri sebagai umat yang moderat untuk mencapai baldatun thoyyibatun warobbun ghofur.
0 Komentar
Terima Kasih telah mengunjungi dan memberikan saran komentar terhadap konten blog ini.