Header Ads Widget

test

Info Slide

18/recent/ticker-posts

Menelusuri Jejak Kaum Nabi Luth (Pelaku LGBT) di Laut Mati


Allah SWT Berfirman:

 

 فَلَمَّا جَآءَ اَمۡرُنَا جَعَلۡنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَاَمۡطَرۡنَا عَلَيهَا حِجَارَةً مِّنۡ سِجِّيلٍۙ مَّنۡضُوۡدٍۙ

"Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkannya negeri kaum Luth, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar," (QS. Hud : 82)
 
Al Quran merupakan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur. Sebagai kitab yang sempurna Al Quran berisikan berbagai fakta yang telah terungkap maupun yang belum terungkap. Salah satu bagian penting dari isi Al Quran adalah Al Quran menceriterakan berbagai kisah umat terdahulu sebagai pelajaran (ibroh) untuk umat manusia yang hidup di akhir zaman ini.

Kehidupan nabi Luth dan kaumnya merupakan salah satu bagian penting yang diabadikan Allah SWT di dalam al-Qur’an. Kisah ini mengandung banyak hikmah yang harus dijadikan pelajaran (ibroh) bagi umat manusia saat ini. Saking pentingnya kisah nabi Luth dan kaumnya sehingga Al-Qur’an banyak menggambarkan kisah tersebut dalam beberapa surat al Quran.

Silsilah Nabi Luth

Nama lengkap Nabi Lûth adalah Lûth bin Haran bin Azar. Ayah Nabi Lûth yakni Haran merupakan saudara dari Nabi Ibrâhim, itu artinya Nabi Lûth merupakan keponakan Nabi Ibrâhim.  Beliau lahir di Our, suatu wilayah di kota Mushil di Irak dan Armenia. Beliau diperkirakan lahir pada tahun 1870 SM dan meninggal pada tahun 1950 SM di Syam (Syria). Ayah Nabi Lûth (Haran) meninggal dunia ketika nabi Luth masih berusia anak-anak.
 
Setelah ayahnya meninggal Nabi Lûth tinggal bersama kakeknya Azar dan pamannya yakni Nabi Ibrâhim. Ketika dewasa Nabi Ibrâhim menikah dengan Sarah, lalu Azar membawa Nabi Ibrâhim beserta istrinya dan juga nabi Luth (kemenakan Nabi Ibrâhim) pergi meninggalkan Kaldan menuju negeri Kan’an. Sesampainya di Harran, mereka memutuskan untuk menetap sementara di sana dan di sanalah Azar meninggal dunia.

Beberapa lama kemudian, mereka pun melanjutkan perjalanan ke negeri Kan’an, yaitu di wilayah Baitul Maqdis (Palestina sekarang). Nabi Lûth beriman kepada Nabi Ibrâhim, mendapat petunjuk dari beliau dan berjalan di atas jalan Nabi Ibrâhim
.
 

Keluarga Nabi Luth

Istri Nabi Lûth bernama Walihah. Nabi Lûth memiliki dua orang anak perempuan, yaitu Raitsa dan Zaghrata. Kedua putri Nabi Lûth beriman kepada Allah dan mengikuti perintah Nabi Lûth, sedang istrinya termasuk orang yang mengingkari Allah dan nabi Luth. Selain Kafir (mengingkari Allah SWT dan Nabi Luth), Isteri Nabi Luth juga menjadi mata-mata dan pendukung kaumnya yang memiliki perilaku LGBT.

Apabila nabi Luth didatangi tamu, maka Walihah (isteri Nabi Luth) memberi tahu keberadaan tamu tersebut kepada kaumnya. Ketika tamu datang pada malam hari, isteri Nabi Luth menyalakan api sebagai informasi kepada kaumnya, dan jika tamu datang pada siang hari, maka ia membuat asap agar kaumnya mengetahui bahwa nabi Lûth sedang kedatangan tamu.  
Akibat dari perbuantannya itu, maka Walihah pun mendapat azab yang sama dengan kaum nabi Luth yang ingkar. Allah SWT berfirman:

فَأَنْجَيْنَاهُ وَأَهْلَهُ إِلَّا امْرَأَتَهُ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ

"Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (yang ikut binasa oleh azab Allah). (Q.S al-A’raf:83) 

Perjalanan Dakwah Nabi Luth

Berbagai riwayat megisahkan bahwa Nabi Lûth berhijrah bersama pamannya (nabi Ibrahim) dari Irak ke negeri Syam, kemudian ke Mesir, kemudian kembali lagi ke Syam. Setelah mendapatkan perintah dan restu dari pamannya, maka Nabi Lûth meninggalkan kota kediaman pamannya itu, lalu tinggal di Kota Sadum, ibu kota negeri Zoar. Nabi Lûth diutus tidak hanya pada satu wilayah, melainkan lima wilayah, yaitu: Sadum (Sodom), Syu’bah, Sya’ud, Ghamurah dan Dauha. Kota Sadum merupakan wilayah terbesar dari lima wilayah kaum Nabi Lûth.
 
Kota Sodom memiliki penduduk yang sangat buruk perilakunya. Keburukan perilaku mereka yang paling menonjol, selain kemusyrikan, adalah homoseksual yang pada zaman sekarang lebih dikenal dengan LGBT (Lesbian Gay Biseksual dan Transgender), yaitu perbuatan keji kaum Nabi Lûth yang menyukai sesama jenis, dan ini sudah menjadi kebiasaan yang dianggap lumrah. Keburukan perilaku tersebut diperlihatkan dimuka umum tanpa ada rasa malu. Perilaku ini merupakan perbuatan keji yang tidak pernah dilakukan oleh umat manusia terdahulu, yaitu laki-laki mencampuri sesama laki-laki, begitu pun dengan perempuan. 

Karena kekejian perilaku mereka, maka Allah pun mengutus Nabi Lûth untuk mengajak mereka beribadah kepada-Nya, tidak mempersekutukan-Nya dan melarang mereka melakukan perbuatan keji dan mungkar, namun mereka tidak mau meninggalkan kesesatan dan perbuatan dosa, mereka tetap memilih melakukan kejahatan dan kekufuran. 

Perbuatan keji mereka ini telah ditegur dengan keras oleh Nabi Lûth. Dengan tegas beliau mengingatkan kaumnya agar meninggalkan kemungkaran menuju kebenaran. Kemudian beliau menegaskan bahwa Allah mengutusnya untuk menyampaikan peringatan kepada kaumnya. 

Allah Swt berfirman: 

وَلُوْطًا اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اَتَأْتُوْنَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ اَحَدٍ مِّنَ الْعٰلَمِيْن اِنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِّنْ دُوْنِ النِّسَاۤءِۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ

"Mengapa kalian mengerjakan perbuatan Jahisyah itu yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kalian? Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka), bukan kepada wanita." (Al-Araf: 80-81)

Seruan Nabi Lûth tidak mereka terima, bahkan mereka mengusir Nabi Lûth dari kota mereka. Mereka marah karena kebiasaan buruk mereka itu ditegur oleh nabi Luth. Mereka memandang Nabi Lûth sesat karena melanggar kebiasaan atau tradisi mereka yang sudah dianggap biasa, sehingga Nabi Lûth dan semua keluarganya diusir kecuali isterinya. 

Allah SWT berfirman:

وَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَنْ قَالُوا أَخْرِجُوهُمْ مِنْ قَرْيَتِكُمْ ۖ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ
"Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri". (QS. Al A'rof: 82)

Maka Allah pun menimpakan azab kepada mereka karena penyimpangan yang mereka lakukan.

Adzab Allah kepada Kaum Nabi Luth

Kisah diazabnya umat Nabi Luth AS diabadikan Allah SWT dalam beberapa ayat Al Quran, antara lain: QS Al Anbiya: 74-75, QS.  Hud: 82-83, QS. Al A'rof: 83-84, QS. Asy-Syu'ara:160-168 dan Al-Qamar: 33-38. Dalam berbagai penelitian yang dilakukan, peristiwa atau lokasi kejadian diazabnya umat Luth AS ini adalah di Kota Sodom, di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Laut Mati atau di danau Luth yang terletak di perbatasan antara Israel dan Yordania. 

Sebelum Allah menurunkan Azab kepada kaum Nabi Luth, Allah mengutus beberapa Malaikat dalam wujud pemuda tampan untuk menemui nabi Luth di malam hari. Ketika nabi Luth membuka pintu rumah dan melihat ketampanan para tamunya maka iapun merasa sangat khawatir akan keamanan tamu-tamu tersebut. Dia pun mempersilakan para tamu itu masuk untuk menjaganya dari gangguan penduduk kota Sodom. Dengan rasa khawatir Nabi Luth pun berpesan kepada isteri dan kedua puterinya agar merahasiakan kedatangan tamu-tamu tersebut dari penduduk kota Sodom. Allah SWT berfirman:
 
وَلَمَّا جَاۤءَتْ رُسُلُنَا لُوْطًا سِيْۤءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَّقَالَ هٰذَا يَوْمٌ عَصِيْبٌ

"Dan ketika para utusan Kami (para malaikat) itu datang kepada Lut, dia merasa curiga dan dadanya merasa sempit karena (kedatangan)nya. Dia (Lut) berkata, “Ini hari yang sangat sulit.” (QS. Huud [11] : 77)

Namun isteri Nabi Luth kemudian memberitahukan kehadiran para tamu tersebut kepada para penduduk kota dengan menerima imbalan harta kekayaan. Maka datanglah mereka kepada Nabi Luth dan meminta agar Nabi Luth menyerahkan tamu tersebut kepada mereka. Dalam kondisi sulit tersebut Nabi Luth masih mengingatkan kaumnya agar meninggalkan perilaku buruk yang dilarang Allah SWT. Allah telah menciptakan manusia berpasangan antara lelaki dengan perempuan untuk menjaga kelangsungan perkembangan umat manusia sebagai makhluk yang termulia di atas bumi. Nabi Luth bahkan menawarkan anak-anak perempuannya untuk dinikahi sesuai syariat agama yang diajarkan Allah SWT. Namun kaumnya menolak dan memaksa agar tamu tersebut diserahkan kepada mereka. Allah SWT berfirman:

وَجَاۤءَهٗ قَوْمُهٗ يُهْرَعُوْنَ اِلَيْهِۗ وَمِنْ قَبْلُ كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ السَّيِّاٰتِۗ قَالَ يٰقَوْمِ هٰٓؤُلَاۤءِ بَنَاتِيْ هُنَّ اَطْهَرُ لَكُمْ فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَلَا تُخْزُوْنِ فِيْ ضَيْفِيْۗ  اَلَيْسَ مِنْكُمْ رَجُلٌ رَّشِيْدٌ

"Dan kaumnya segera datang kepadanya. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan keji. Lut berkata, “Wahai kaumku! Inilah putri-putri (negeri)ku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu orang yang pandai?” (QS. Huud [11] : 78)

قَالُوْا لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِيْ بَنٰتِكَ مِنْ حَقٍّۚ وَاِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيْدُ

Mereka menjawab, “Sesungguhnya engkau pasti tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan (syahwat) terhadap putri-putrimu; dan engkau tentu mengetahui apa yang (sebenarnya) kami kehendaki.”(QS. Huud [11] : 79)

Nabi Luth merasa sangat bersalah atas kejadian tersebut, dan merasa hilanglah segala kekuatannya. Tidak ada lagi satu kekuatan pun yang ia miliki untuk melindungi para tamunya."Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu menyerbu ke dalam. Aku tidak memiliki senjata dan kekuatan fisik yang dapat menolak kekerasan mereka, tidak pula mempunyai keluarga atau sanak saudara yang disegani mereka yang dapat aku mintai pertolongannya, maka aku merasa sangat kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku tidak dapat menghalau gangguan terhadap tamu-tamuku di rumahku sendiri." 

Allah SWT berfirman:

قَالَ لَوْ اَنَّ لِيْ بِكُمْ قُوَّةً اَوْ اٰوِيْٓ اِلٰى رُكْنٍ شَدِيْدٍ

"Dia (Lut) berkata, “Sekiranya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan).”(QS. Huud [11] : 80)

Melihat ketakutan Nabi Luth, pemuda-pemuda tampan itu pun berbicara kepadanya bahwa mereka adalah malaikat-malaikat Allah yang diutus untuk memberikan azab bagi kaun Sodom. Para malaikat berkata bahwa inilah azab Allah. Mereka pun memerintahkan kepada Nabi Luth untuk membuka rumah dan biarkan para penduduk kota tersebut untuk masuk ke dalam rumah. Ketika pintu dibuka dan para penyerbu menjejakkan kaki untuk masuk, tiba-tiba gelaplah pandangan mereka dan tidak dapat melihat sesuatu apapun. mereka mengusap-usap mata, tetapi ternyata sudah menjadi buta, lalu para malaikat itu pun memerintahkan kepada Nabi Luth agar segera meninggalkan kota Sodom, dan jangan seorangpun dari kalian yang melihat ke belakang. Allah SWT berfirman:

قَالُوْا يٰلُوْطُ اِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَّصِلُوْٓا اِلَيْكَ فَاَسْرِ بِاَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِّنَ الَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ اَحَدٌ اِلَّا امْرَاَتَكَۗ اِنَّهٗ مُصِيْبُهَا مَآ اَصَابَهُمْ  ۗاِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ ۗ اَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيْبٍ

Mereka (para malaikat) berkata, “Wahai Luth! Sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah beserta keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia (juga) akan ditimpa (siksaan) yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?”(QS. Huud [11] : 81)

Nabi Luth keluar dari rumahnya sehabis tengah malam, bersama keluarganya terdiri dari seorang istri dan dua putrinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri sesuai dengan petunjuk para malaikat yang menjadi tamunya.

Akan tetapi istri Nabi Luth yang berada di belakang berjalan perlahan dan tidak henti-henti menoleh ke belakang karena ingin mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya, seakan-akan meragukan kebenaran ancaman para malaikat yang telah didengarnya sendiri.

Setelah rombongan Nabi Luth berhasil melewati batas Kota Sodom saat fajar, bumi tiba-tiba berguncang hebat. Kota Sodom diombang-ambing seperti lautan. Angin bertiup sangat kencang dari segala penjuru. Hujan lebat disertai petir, batu beterbangan dan sangat mengerikan. Orang-orang buta kaum Sodom yang tengah kebingungan langsung berlarian, ada yang tertimbun oleh reruntuhan. Dan salah satu di antara mereka adalah istri Nabi Luth. Dia termasuk dalam orang-orang yang munafik di hadapan Allah SWT. Allah SWT berfirman:

 فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ

''Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu (terjungkir balik sehingga) yang di atas ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.'' (QS. Huud [11]: ayat 82).
 
وَاَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَّطَرًاۗ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِيْنَ "Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu). Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang berbuat dosa itu". (QS. Al A'raf:84).

Artikel ini telah tayang di jateng.inews.id dengan judul " Kisah Kaum Sodom yang Diazab Allah Dihujani Batu karena Suka Sesama Jenis ", Klik untuk baca: https://jateng.inews.id/berita/kisah-kaum-sodom-yang-diazab-allah-dihujani-batu-karena-suka-sesama-jenis/2.


Download aplikasi Inews.id untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
https://www.inews.id/apps
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:

وَاَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَّطَرًاۗ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِيْنَ

"Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu). Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang berbuat dosa itu". (QS. Al A'raf:84).


Fakta Arkeolog Tentang Kehancuran Kaum Nabi Luth

Kota Sidum
Peneliti arkeolog mengungkap jika Kota Sodom terletak di tepi Laut Mati yang dulunya merupakan Danau Luth. Kota ini terbentang di antara perbatasan Israel-Yordania.  
Sodom dan Gomora adalah kisah kota yang dihancurkan Allah SWT yang tertulis di dalam kitab suci samawi, al-Quran, Kitab Kejadian, Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.

Sekelompok tim arkeologi yang dipimpin oleh Steven Collins dari Trinity Southwest University, New Mexico, Amerika Serikat pada bulan September 2015 mengumumkan bahwa mereka menemukan situs reruntuhan kota Sodom. Laporan yang dimuat dalam majalah "Popular Archaeology" itu menyatakan bahwa dari ekskavasi selama 10 tahun di Tall el-Hammam, mereka menemukan struktur bangunan-bangunan masif dan banyak artefak dari suatu kota-negara besar dari Zaman Perunggu yang menguasai lembah sungai Yordan bagian selatan. Menurut Collins, Tall el-Hammam tampaknya cocok dengan setiap kriteria kota Sodom menurut teks-teks kuno, di mana kota itu adalah yang terbesar di Kikkar ("Disk" atau "piringan" Yordan, atau "dataran yang banyak airnya" menurut Alkitab) di antara kota-kota di sebelah timur sungai Yordan. Bekas-bekas kota di Middle Ghor (lembah Yordan selatan) ini paling sedikit lima sampai 10 kali lebih besar dari kota-kota lain dari Zaman Perunggu di seluruh wilayah, termasuk di luar Kikkar, Yordan. 

Dikutip dari hidayatullah.com bahwa ribuan tahun setelah terjadinya bencana di Negeri Sodom yang tercatat dalam Al-Qur’an, tepatnya pada tahun 2005, para ilmuan mulai mencari jejak kota Sodom yang hilang. Mereka melakukan eksvansi di Tall e-Hammam, Yordania, wilayah yang terletak di timur Sungai Yordan itu diyakini sebagai letak Kota Sodom yang hilang. Ilmuan meyakini bahwa Sodom adalah kota yang kaya karena berperan sebagai pusat perdagangan kala itu.

Wenner Keller peneliti asal Jerman, menemukan fakta bahwa Kota Sodom dahulunya terletak di wilayah yang kini bernama lembah Siddim. Sedangkan gempa bumi mahadahsyat yang menghancurkan kaum Sodom diperkirakan dulunya terjadi di tepi gunung Taurus. Lalu memanjang ke pantai selatan Laut Mati dan berlanjut melewati Gurun Arabia ke Teluk Aqaba emlintasi Laut Merah hingga menggungcang Afrika.

Disana ditemukan berbagai fosil dari manusia dengan posisi yang tidak pantas. Hal tersebut diungkapkan bahwa kaum Nabi Luth melakukan tindakan homoseksual serta meminum-minuman keras sehingga banyak ditemukan fosil manusia sedang melakukan perbuatan keji.

Peneliti lainnya, Graham Harris adalah Geolog asal Inggris yang mengungkapkan bahwa Sodom dibangun diatas pesisir Laut mati dan penduduknya berdagang aspal yang tersedia di wilayah tersebut. Daerah pemukiman warga Sodom berupa daratan yang mudah diguncang gempa. Dari hasil penelitian yang ditemukan para ahli, menjelaskan bahwa kebenaran tentang azab yang diberikan pada kaum Sodom tersebut memang benar.

Sedangkan Dream dari Daily Mail, Kamis 15 Oktober 2015, menyebutkan bahwa para ilmuwan menemukan puing-puing kota dari Zaman Perunggu di Tall el-Hammam. Kota ini diyakini sangat mirip dengan Sodom yang digambarkan dalam kitab suci.

Reruntuhan yang diduga sebagai Kota Sodom itu sangatlah luas. Diyakini sebagai kota terluas di wilayah itu, lima hingga sepuluh kali luas kota-kota di sekitarnya.

Steven Collins, ilmuwan Trinity Southwestern University, New Mexico, Amerika Serikat, yang memimpin penelitian tersebut mengklaim, timnya menemukan bukti adanya kota yang diperluas, dilengkapi dinding pertahanan dari bata merah dengan tebal 5,2 meter dan tinggi 10 meter.

Tembok ini dilengkapi dengan gerbang, menara pengawas, dan setidaknya satu jalan. Bagi para peneliti, dinding ini menjadi bukti bahwa kota itu terus diperluas dan diperkaya.

Selama pertengahan Zaman Perunggu, tembok ini digantikan dengan benteng yang lebih besar. Lebar 7 meter, bagian atas datar, dan difungsikan sebagai jalan yang melingkari kota.

Dari temuan-temuan itulah tim yang dipimpin Collins yakin telah menemukan Kota Sodom yang dilenyapkan itu. Para peneliti ini juga memberikan bukti lain untuk mendukung keyakinan mereka bahwa Tall el-Hammam tiba-tiba kosong menjelang akhir Zaman Perunggu.

“Apa yang kami temukan adalah negara-kota yang penting, negara-kota yang besar, untuk semua tujuan praktis, tidak diketahui oleh peneliti sebelum kami mulai proyek kami,” kata Collins.

Tall el-Hammam, tambah Collins, sangat cocok dengan Kota Sodom yang digambarkan di dalam kitab suci, sebagai kota terbesar yang subur di timur Kikkar. “Sehingga, saya menyimpulkan bahwa siapa pun yang ingin menemukan Sodom, seseorang harus mencari kota terbesar yang ada di area ini pada Zaman Perunggu, pada masa Ibrahim,” tambah dia.

Menurut Collins, saat tim melakukan penelitian, mereka dengan jelas memilih Tall el-Hammam sebagai lokasinya. Sebab, mereka yakin wilayah itu merupakan kota yang berukuran lima kali kota-kota lain pada Zaman Perunggu.

“Kami tahu sangat sedikit tentang Zaman Perunggu di selatan Lembah Sungai Yordan. Kebanyakan peta arkeologi area ini kosong,” ujat Collins.

Menurut dia, wilayah ini menjadi gurun tak berpenghuni selama lebih dari 700 tahun. Tapi kemudian, setelah tujuh abad, wilayah itu mulai berkembang lagi, sebagaimana ditunjukkan adanya gerbang besi besar yang mengarah ke kota.

Para ilmuwan sangat yakin dengan temuan ini. Sebab, telah membandingkan temuan-temuan itu dengan fase akhir permukiman lain di wilayah ini. Sehingga, para arkeolog pimpinan Collins yakin wilayah ini menjadi kandidat terbaik sebagai Kota Sodom yang hilang itu.

“Tall el-Hammam persis dengan setiap kriteria Sodom yang disebutkan dalam kitab,” tutur Collins. Kisah Sodom dan Gomorah ini dikisahkan dalam sejumlah kitab. Selain Alquran, kitab agama lain juga menceritakan kisahnya.


Referensi:
  1. Lajnah Kemenag - Youtube
  2. Santi Marito Hasibuan, "Kisah Kaum Nabi Luth Dalam Al Quran dan Relevansinya Terhadap Perilaku Penyimpangan Seksual
  3. wikipedia.org
  4. hidayatullah.com

Posting Komentar

0 Komentar