Header Ads Widget

test

Info Slide

18/recent/ticker-posts

Camat Pantar Barat: Santri Sebagai Agen Perubahan

Taslim Djou, S.Sos  (Camat Pantar Barat)
"Santri harus menjadi agen perubahan. Perubahan dalam menata diri, keluarga dan lingkungan ke arah yang lebih baik. Santri selalu membawa kesejukan dan kedamaian bagi lingkungan sekitarnya, sebagaimana pesan Rosulullah SAW, "sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain," demikian Camat Pantar Barat, Taslim Djou, S.Sos, menyampaikan pidatonya dalam upacara peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2020 di MAN 2 Alor pada Kamis (22/10/2020).

Perlu diketahui bahwa Perayaan Upacara Hari Santri Nasional dilaksanakan berdasarkan Surat Edaran Kemenag Nomor 45 Tahun 2020. Upacara Peringatan Hari Santri 2020 dilaksanakan secara serentak pada tanggal 22 Oktober 2020 dengan tema "Santri Sehat Indonesia Kuat"

Hari Santri Nasional pertama kali diperingati pada tanggal 22 Oktober sejak tahun 2015. Penetapan hari santri pada tanggal 22 Oktober merujuk pada tercetusnya "Resolusi Jihad" yang dipelopori oleh Pendiri Nahdlotul Ulama (NU) KH. Hasyim Asy'ari. Resolusi Jihad berisikan fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan NKRI. Resolusi jihad kemudian melahirkan peristiwa heroik pada tanggal 10 Nopember 1945 yang kita kenal sebagai Hari Pahlawan.

Upacara peringatan Hari Santri Nasional diselenggarakan secara serentak oleh warga madrasah, para takmir dan imam masjid serta para tokoh pendidikan di wilayah Kecamatan Pantar Barat. Seluruh Pegawai, guru dan siswa pada kelompok belajar RA, MTs, MA dan KUA Kecamatan Pantar Barat berkumpul di halaman upacara MAN 2 Alor untuk memperingati hari bersejarah tersebut.

Sebagai Pembina upacara, Camat Pantar Barat mengamanatkan 5 (lima) hal penting sesuai dengan identias siswa sebagai santri Madrasah, yaitu;

1) Survive any where

Santri harus mandiri, mampu beradaptasi dalam kultur, budaya, dan lingkungan, mampu berkiprah dan memperjuangkan kebenaran. Santri tidak menggadaikan kehidupannya dan terombang ambing dibawah tekanan dan kendali orang-orang lain.

2) Agent of change

Santri harus menjadi agen perubahan. Perubahan dalam menata diri, keluarga dan lingkungan ke arah yang lebih baik. Santri selalu membawa kesejukan dan kedamaian bagi lingkungan sekitarnya, sebagaimana pesan Rosulullah SAW, "sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain,"

3) Nationalisme

Santri harus berjiwa nasionalisme dan patriotisme. Karena Indonesia adalah warisan para ulama dan santri pendahulu, Indonesia berdiri di atas darah para pahlawan pesantren, sehingga kewajiban santri saat ini adalah mampu menjaga, mengisi, dan mempertahankan keutuhan NKRI dalam keragaman sebagaian pesan Allah SWT di dalam QS. Al Hujrat ayat 13. Semangat KH. Hasyim Asy’ari dengan Resolusi Jihadnya, KH. Wahab Hasbulloh sebagai Inspirator Trikoranya Bung Karno harus menghiasi diri para santri saat ini.

4) Time Update

Santri harus up to date, berkembang cepat mengikuti dan mengawal perkembangan zaman. Santri harus mampu mengendalikan perubahan zaman sesuai dengan nilai-nilai Al Quran dan Al Hadits sehingga perubahan zaman tersebut selalu membawa manfaat bagi seluruh alam semesta.

5) Religius

Religius adalah manifestasi keimanan kita kepada Allah SWT. Santri harus religious dalam berbagai sikap dan tindakannya, keimanan kepada Allah harus terimplementasikan melalui pikiran dan perbuatan, seorang santri harus memiliki Kecerdasan Religius (SQ), Kecerdasan Intelektual (IQ) dan Kecerdasan Emosional (EQ). Dengan ketiga kecerdasan ini seorang santri akan mampu meraih kekuasaan di seluruh lapisan langit dan bumi sebagaiana tantangan Allah di dalam QS. Ar-Rahman ayat (33) "Wahai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus atau melintasi penjuru langit dan bumi maka tembuslah, kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan dari Allah SWT".

6) Intelektual

Santri harus memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, intelektualitas yang terukur dari luasnya wawasan yang dimilikinya, intelektualitas yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar, intelektualitas yang mampu membawa pengaruh dan perubahan kepada kehidupan masyarakat.

Di akhir sambutannya beliau mengutip sebuah hadits Rosulullah SAW "sebaik – baiknya manusia adalah yang bermanfa’aat bagi manusia lainnya", dan berpesan kepada seluruh peserta upacara agar jadikanlah hadis ini sebagai motivasi dan filososfi kita dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga kita akan menjadi manusia yang baik di sisi Allah SWT dan dicintai ummat.

 

 

Posting Komentar

0 Komentar