Header Ads Widget

test

Info Slide

18/recent/ticker-posts

Melestarikan Tenun Ikat Baranusa dan Rencana Aksi Kegiatan

Oleh : Indah Hamisa Kamore
                       Dok. MAN 2 Alor
MAN 2 Alor (Humas) - Tenun ikat merupakan salah satu kesenian dan kearifan lokal Kabupaten Alor khususnya daerah Baranusa yang saat ini seolah hanya digawangi oleh kaum tua. Biasanya, hanya kaum "mama-mama" yang aktif mengurusi hal ini. Padahal warisan budaya harus terus dirawat dan dikembangkan agar tidak punah termakan zaman. Proses untuk mengembangkan dan melestarikan warisan budaya lokal seyogianya tidak hanya diurusi oleh kaum tua tapi kaum muda juga harus aktif berada di garda terdepan untuk mengurusi hal ini.

Selain menjadi warisan budaya dan kesenian lokal, tenun ikat juga telah menjadi lahan ekonomi yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat asalkan dikelola secara baik dan benar. Faktanya saat ini, mayoritas "mama-mama" menjadikan produk tenun ikat ini sebagai sumber mata pencaharian utama. Produk tenun ikat yang biasanya dibuat berupa selimut, sarung, selempang, tas, dompet, dan lain-lain sangat laku di pasaran. Selain motifnya yang menarik, produk tenun ikat ini pun punya nilai kekhasan tersendiri yang telah menjadi ciri khas daerah masing-masing. Biasanya para wisatawan dari luar daerah baik lokal maupun mancanegara yang mengunjungi Baranusa merasa kurang lengkap jika kepulangannya tidak membawa produk tenun ikat khas Baranusa ini. Sebab dengan oleh-oleh produk tenun ikat khas Baranusa seolah menjadi bukti bahwa sang wisatawan pernah mengunjungi Baranusa. 

Fakta lainnya adalah sudah sekian banyak orang sukses yang lahir berkat produk tenun ikat ini. Tempo dulu, produk tenun ikat biasanya ditukar dengan beras, jagung, ikan, maupun sembako pada umumnya untuk dikonsumsi sehari-hari. Tapi kini produk tenun ikat telah banyak menghasilkan generasi-generasi berkualitas. Banyak lulusan TNI, polisi, guru, pengusaha maupun orang sukses lainnya yang karirnya melesat berkat disekolahkan melalui hasil dari produk tenun ikat ini. Jangan sekali-kali malu dengan budaya sendiri, mari rawat dan lestarikan. Agar supaya tenun ikat terus terjaga keasliannya maka perlu diadakan pelatihan secara berjenjang dari satu generasi ke generasi berikutnya sehingga kualitas tenunan maupun motifnya tetap asri dan natural meski telah berpindah tangan akibat pola regenerasi yang terus berjalan. Demikian pula dengan cara mensosialisasikan tenun ikat yang tidak harus terus menggunakan cara-cara konvensional. Tenun ikat bisa booming dan terkenal di seluruh persada nusantara bahkan mancanegara manakala kita mampu memanfaatkan segala fasilitas Revolusi 4.0 sebagai media promosinya. Tenun ikat akan mampu dikenal di seluruh jagat dan bisa meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat apabila kita gencar mempromosikannya melalui berbagai media sosial yang ada. Bisa melalui whatsapp, facebook, instagram, website dan lain-lain. Tentu harus dikelola secara baik dan benar, dan pemerintah harus berada di garda terdepan untuk memperhatikan persoalan ini. 

Sudah seharusnya tenun ikat memperoleh tempat istimewa di hati masyarakat Baranusa, sebab segala unsur yang melekat pada tenun ikat memiliki makna luar biasa yang layak disakralkan. Mulai dari benang, motif, alat, bahan maupun komponen-komponen pendukung lainnya memiliki nilai filosofis yang begitu mendalam. Keistimewaan lainnya adalah selain bermakna sebagai sumber ekonomi, tenun ikat juga memiliki nilai adatia yang patut dirawat agar terus lestari dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tugas utama kita sekarang adalah selain berusaha merawat warisan tenun ikat ini, kita juga patut menjaganya agar tidak ditiru ataupun dibajak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab demi memuaskan kepentingan pribadinya. 

Rencana Aksi Kegiatan

Saya adalah satu dari sekian banyak anak yang berusaha belajar tentang proses pembuatan tenun ikat. Kebetulan mama saya adalah salah satu pengrajin tenun ikat. Saya menjadi mampu menguasai proses pembuatan tenun ikat berkat ilmu yang ditularkan dari mama saya. Oleh sebab itu melalui ajang seleksi Duta Moderasi Beragama lingkup Madrasah Aliyah ini saya mengajak kepada seluruh teman-teman seperjuangan Madrasah Aliyah se-Indonesia maupun teman-teman pada umumnya agar mari kita berusaha mempelajari dan mendalami warisan budaya kita. Rantai regenerasi perjuangan dalam melestarikan kearifan lokal seperti tenun ikat harus terus disambungkan agar tidak terputus, jika para orang tua kita telah tiada, maka kita lah yang akan mewarisi nilai-nilai kearifan lokal daerah kita. Dengan demikian maka kita perlu merevitalisasi diri, mengembangkan keluhuran nilai budaya dalam diri dan lingkungan kita. Saling mengajak dan mempengaruhi sesama saudara atau teman untuk melakukan hal serupa adalah sebuah keharusan. Jangan menggandrungi budaya asing sebab budaya asing hanya hadir untuk menggerogoti hasrat kita agar tidak mau melestarikan budaya dan kesenian lokal daerah kita sendiri.

Insya Allah program yang saya tawarkan jika terpilih sebagai Duta Moderasi Beragama adalah saya akan berupaya berada di garda terdepan untuk senantiasa mensosialisasikan dan mempromosikan tenun ikat kepada khalayak ramai baik melalui rumah ke rumah, melalui media sosial maupun melalui lembaga pendidikan yang saat ini saya geluti. Upaya saling mengajak dan mempengaruhi di kalangan generasi muda akan saya lakukan dengan sepenuh hati. Tentu saya berharap dukungan penuh dari pihak madrasah, para tokoh masyarakat, tokoh adat, pihak pemerintah setempat dan seluruh lapisan masyarakat untuk merealisasikan program ini.

Pesan dan harapan saya untuk pihak sekolah agar mau memfasilitasi saya dan teman-teman seperjuangan untuk terus mempelajari dan melestarikan budaya tenun ikat ini. Pesan dan harapan juga untuk pemerintah setempat agar bisa mengadakan pelatihan-pelatihan yang bersifat konstruktif khususnya kepada kami para generasi muda untuk bisa mengembangkan keterampilan dalam proses pembuatan tenun ikat ini.

Demikian pandangan singkat saya tentang tenun ikat dan konsep yang saya buat tentang rencana aksi kegiatan jika terpilih sebagai Duta Moderasi Beragama.
Semoga bermanfaat dan menginspirasi.***AMP

Konsep ini dibuat dalam rangka mengikuti seleksi Duta Moderasi Beragama tingkat MA. Topik yang diajukan adalah Akomodasi Budaya Lokal dan sub topik Melestarikan Kesenian Lokal

Penulis adalah Siswa Kelas XI IPS 1 MAN 2 Alor, Peserta seleksi Duta Moderasi Beragama Perwakilan dari MAN 2 Alor.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Artikel yang sangat bermanfaat.
    Semoga lolos seleksi Duta Moderasi Beragama

    BalasHapus

Terima Kasih telah mengunjungi dan memberikan saran komentar terhadap konten blog ini.