Header Ads Widget

test

Info Slide

18/recent/ticker-posts

Tujuh Golongan yang dinaungi Allah di Hari Kiamat

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ : اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ. (رواه البخارى)
 “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: Imam yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, seorang yang hatinya bergantung ke masjid, dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya,  seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’ Dan seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.” (HR. Bukhori dan Muslim)


 1. Pemimpin yang Adil
Pemimpin yang adil adalah pemimpin yang berhukum di tengah-tengah manusia berdasarkan kebenaran bukan semata-mata mengikuti hawa nafsu. Allah SWT berfirman :  
يَٰدَاوُۥدُ إِنَّا جَعَلْنَٰكَ خَلِيفَةً فِى ٱلْأَرْضِ فَٱحْكُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ بِٱلْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ ٱلْهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌۢ بِمَا نَسُوا۟ يَوْمَ ٱلْحِسَابِ
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (QS. Shad: 26).

Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya orang-orang yang berbuat adil mereka akan ditempatkan Allah ddi sisi-Nya, di atas mimbar-mimbar dari cahaya yang berada di sebelah kanan Allah, yaitu mereka yang berbuat adil di dalam hukumnya, keluarganya, dan orang-orang yang ada di bawah naungannya”. (HR. Muslim).


 2. Pemuda yang konsisten dalam beribadah kepada Allah SWT
Pada hari kiamat kelak manusia tak akan luput dari pertanyaan dan pertanggungjawaban tentang kehidupannya untuk apa ia habiskan, oleh karenanya mari kita mengamalkan apa yang diwasiatkan olah Rasulullah SAW dalam sabdanya:   
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ. (رواه الحكيم)
 “Manfaatkan 5 perkara sebelum datang 5 perkara: mudamu sebelum datang tuamu, sehatmu sebelum datang sakitmu, waktu luangmu sebelum datang sibukmu, kayamu sebelum datang miskinmu, dan hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak)


3. Seorang yang hatinya senantiasa tergantung di masjid
Orang yang beriman dengan iman yang sejati selalu merindukan masjid. Kerinduan yang gdipacu oleh keimanan kepada Allah, karenanya kalian akan melihat orang-orang yang menghadiri masjid-masjid Allah dengan ikhlash, hati mereka tidak akan merasa sejuk, tenang dan tentram setelah keluar dari masjid sampai ia bisa kembali ke masjid lagi untuk bermunajat kepada Allah. 
Inilah hakekat orang-orang yang memakmurkan masjid Allah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: 

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ (التوبة : 18)
“Yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. at-Taubah: 18)

Rasulullah SAW bersabda: 

مَنْ غَدَا إِلَى المَسْجِدِ وَرَاحَ، أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ نُزُلَهُ مِنَ الجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ (متفق عليه)
“Barangsiapa pergi ke masjid di waktu pagi atau sore niscaya Allah menyediakan baginya tempat di surga tiap kali ia pergi ke masjid di waktu pagi maupun sore hari.” (HR. Bukhari dan Muslim)


4. Orang yang saling mencintai karena Allah Ta’ala.
Dalam sebuah hadits dari sahabat Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: 
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan menahan (tidak memberi) karena Allah. Sungguh ia telah menyempurnakan keimanan.” (Sunan Abu Dawud, No.4681)
Sahabat Abu Hurairah RA meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: 


لاَ تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ
“Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman hingga kalian saling menyayangi. Maukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang jika kalian kerjakan niscaya kalian akan saling menyayangi? Sebarkanlah salam sebanyak-banyaknya di antara kalian.” (HR. Muslim)

Inilah salah satu sebab seseorang mendapatkan manisnya iman, karena mereka tidaklah berkumpul semata hanya karena hubungan kekerabatan, saudara kandung dan kemaslahatan urusan dunia, namun mereka berkumpul karena saling mengasihi karena Allah.


5. Seorang yang menolak ajakan wanita "berkedudukan" untuk berbuat asusila
Kisah Nabi Yusuf menjadi contoh bagi kita, tatkala beliau digoda oleh wanita cantik dan kaya istri seorang raja, namun Nabi Yusuf menolak untuk melakukannya karena ia takut kepada Allah.  Sebagaimana diabadikan dalam al-Qur’an Allah berfirman:  
وَرَٰوَدَتْهُ ٱلَّتِى هُوَ فِى بَيْتِهَا عَن نَّفْسِهِۦ وَغَلَّقَتِ ٱلْأَبْوَٰبَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ ۚ قَالَ مَعَاذَ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ رَبِّىٓ أَحْسَنَ مَثْوَاىَ ۖ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلظَّٰلِمُونَ

“Dan wanita yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini.” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zhalim tiada akan beruntung.” (QS. Yusuf: 23).


6. Seorang yang merahasiakan sedekahnya dari pandangan manusia
Allah memuji orang-orang yang bersedekah terutama mereka yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi. Allah Berfirman:  

إِن تُبْدُوا۟ ٱلصَّدَقَٰتِ فَنِعِمَّا هِىَ ۖ وَإِن تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا ٱلْفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَيُكَفِّرُ عَنكُم مِّن سَيِّـَٔاتِكُمْ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Baqarah: 271)


7. Seorang menangis ketika mengingat akan dosa dan rahmat Allah SWT
Allah dan Rasul-Nya menyanjung orang-orang yang sering menangis karena Allah, bahkan menyiapkan bagi mereka balasan yang tiada tara, yaitu terbebas dari api neraka. Allah ta’ala berfirman:  

 وَإِذَا سَمِعُوا۟ مَآ أُنزِلَ إِلَى ٱلرَّسُولِ تَرَىٰٓ أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ ٱلدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا۟ مِنَ ٱلْحَقِّ ۖ يَقُولُونَ رَبَّنَآ ءَامَنَّا فَٱكْتُبْنَا مَعَ ٱلشَّٰهِدِينَ
“Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (al-Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (ataskebenaran al-Qur’an dan kenabian Muhammad).”  (QS. al-Maidah: 83)
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : "عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهَمَا النَّارُ أَبَداً : عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ، وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ ".(رواه الترذى)
“Dua mata yang tidak akan disentuh api neraka untuk selama-lamanya : mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang bermalam dalam rangka berjaga di jalan Allah”. (HR. Tirmidzi)

Demikian Sahabat Madrasah, semoga Allah selalu membimbing kita agar termasuk diantara golongan manusia yang akan mendapatkan naungan-Nya di hari kiamat nanti.., Amin ya robbal alamiin.

Posting Komentar

0 Komentar