Header Ads Widget

test

Info Slide

18/recent/ticker-posts

Berbakti Kepada Orang Kedua Tua (Birrul Walidain)


Kewajiban Anak Terhadap Orang Tua - Birrul Waalidai
Oleh : Abdullah Rahman Shaleh, SS., M.Pd *)

Alhamdulillahirabbil’alamin, Segala puji hanyalah milik Allah SWT yang telah memberikan waktu kepada kita untuk menghirup udara segar serta nikmat yang banyak. Orang tua adalah sosok yang telah melahirkan, membesarkan, mencurahkan kasih sayang dan memberikan apa saja yang mereka miliki termasuk kehidupan mereka untuk kita anak-anaknya. Pengorbanan yang sungguh besar sepantasnya mendapat penghargaan yang tinggi dari kita. Walaupun sebagai anak kita tidak mampu membalas jasa mereka seutuhnya, namun setidaknya kita akan selalu berusaha untuk memenuhi kewajiban tersebut.

Tertulis di dalam Al Quran Surat Luqman ayat (14-15), Allah mengingatkan kepada kita “Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Allah kembalimu.” (14). “Dan jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau mentaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian, hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan .”(15)

Kedua ayat ini memberikan sebuah informasi yang sangat berharga kepada kita tentang betapa besarnya jasa orang tua, terutama jasa ibu. Dengan susah payah ibu mengandung, melahirkan, menyusui, merawat kita dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, mendidik dengan penuh cinta, dan mengorbankan apa saja yang ia miliki untuk kita anak yang ia dambakan.

Ayat di atas tidak menyebutkan jasa bapak, ayat ini lebih menekankan pada jasa seorang ibu, Mengapa??? karena kelemahannya, ibu berpotensi untuk tidak dihiraukan oleh sang anak. Padahal ibu telah melindungi kita selama 9 bulan 10 hari di dalam kandungannya, semua proses kelahiran yang memposisikan ibu antara hidup dan mati, menyapih selama dua tahun yang dilakukannya tanpa mengeluh, mengasuh, mendidik dan merawat dengan penuh kasih sayang hingga anak berusia dewasa bahkan sampai menikah, semuanya dilakukan dengan penuh keikhlasan.

Memang ayah pun memiliki peranan dan bertanggung jawab yang besar dalam menyiapkan sang anak, namun tidak sebanding dengan apa yang dirasakan oleh seorang ibu, demikian maka Allah dan Rasulullah sangat memuliakan posisi seorang ibu “surga berada di bawah telapak kaki ibu”. Suatu ketika Mu’awiyah bin Haidah Al Qusyairi RA bertanya kepada Rasulullah SAW, “wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?” Rosulullah menjawab, “Ibumu”. Lalu Siapa lagi? Rasulullah menjawab, “ibumu”, lalu siapa lagi?, Rasulullah menjawab “ibumu.” Lalu siapa lagi?” Rasulullah menjawab, “ayahmu, diikuti oleh orang yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya” (HR. Bukhori).

Hadits ini mengingatkan kepada kita akan pentingnya berbakti kepada kedua orang tua. Terkadang harta menjadikan kita lupa akan jerih payah mereka, terkadang jabatan pun menjadikan kita lupa akan jasa mereka, dan terkadang pula isteri dan anak-anak menjadikan kita lupa terhadap semua pengorbanan yang telah mereka berikan kepada kita. Kita menjadi orang yang lebih mengutamakan harta, jabatan, isteri dan anak-anak lalu meninggalkan kedua orang tua dalam kesendirian setelah mereka menjadikan kita sukses dalam kehidupan dunia ini. Ya Allah kami mohon perlindungan dari perilaku dan sifat yang demikian.

Berkaitan dengan tanggungjawab anak terhadap orang tua, Al-Mufassir menyebutkan terdapat tujuh (7) kewajiban anak yang harus diberikan kepada orang tuanya, yakni ;
  1. Taat pada orang tua. Anak wajib mentaati orang tua dalam banyak hal termasuk di dalamnya pengalaman hidup dan kearifan yang dilakukan orang tua. “Tidak ada ketaatan dalam mendurhakai Allah. Sesungguhnya ketaatan itu ada hanya di dalam melakukan kebaikan” (H.R. Bukhari). Ketaatan yang dimaksud yaitu taat dalam hal kebaikan bukan keburukan yang menyimpang dari ajaran Islam. Sebagai contoh ketika Nabi Ibrahim menentang orang tuanya yang dia rasa menyimpang karena orang tuanya menyembah berhala. 
  2. Mendoakan orang tua di setiap waktu, minimal setelah selesai mengerjakan sholat fardhu. Salah satu kriteria anak soleh yaitu anak yang selalu mendoakan kedua orang tuannya. 
  3. Menjauhkan hal yang tidak disukai orang tua. Sebagai anak yang setiap hari bertemu dengan orang tua, pastinya mengerti dan paham betul dengan hal-hal yang disukai maupun yang tidak disukai oleh orang tua. 
  4. Menafkahi orang tua jika mampu. Kewajiban berikutnya adalah menafakahi kedua kedua orang tua sesuai dengan kemampuannya. Tujuan menafakahi semata-mata untuk membahagiakan hati mereka. Alangkah bahagianya orangtua jika kita mampu memberikan sedikit dari penghasilan kita untuk mereka, walaupun mereka tidak membutuhkannya. Seorang anak yang memberikan sedikit hasil tangkapannya, hasil jualannya, hasil dari pekerjaan kantoran, sekolah dan semua jenis pekerjaan lainnya yang halal kepada kedua orang tua akan membuat hati keduanya bergetar dan memohon doa kepada Allah untuk kebahagiaan anaknya. 
  5. Kewajiban anak terhadap orang tua setelah menikah. Kewajiban anak terhadap orang tua setelah menikah yaitu berlaku adil agar kerukunan rumah tangga selalu menyertainya, “ridho Allah pun didapat dengan ridho dari kedua orang tuanya.” 
  6. Mengajak istri untuk menjaga ibunya. Berbakti kepada orang tua tidak mengenal batasan waktu, selama orang tua hidup bahkan sampai kepergian mereka pun kewajiban berbakti tetap melekat dalam diri sang anak. Salah satu kewajiban anak adalah suami harus mengajak isteri untuk menyayangi dan menghormati kedua orang tuanya begitupun sebaliknya. Islam mewajibkan suami untuk menafakahi isteri lahir dan bathin, dan jika telah terpenuhi kebutuhan tersebut maka islam pun mengharuskan suami memenuhi kebutuhan ibunya. Siti Aisyah RA bertanya kepada Rasulullah SAW, Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?” Rasulullah menjawab, “suaminya” (apabila sudah menikah). Aisyah bertanya lagi, siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki? Rasulullah menjawab, “ibunya.” (HR. Muslim) 
  7. Berlaku adil untuk orang tua dan suami atau istri. Kewajiban anak terhadap orang tua menurut Islam adalah berlaku adil. Berlaku adil bukanlah hal yang mudah. Tidak setiap orang dapat melaksanakan, apalagi yang berhubungan dengan isteri dan orang tua. Terkadang sikap seseorang berubah setelah menikah. Perubahan terjadi karena adanya andil dari pasangan hidupnya. Kebutuhan istri dan orang tua harus dipenuhi dengan adil oleh suami. Karena sang suamilah yang memegang kendali rumah tangga. Seorang suami tidak akan menyalahkan istrinya jika terjadi perselisihan dalam keluarga, dan begitu pula seorang suami tidak menyalahkan orangtuanya ketika terjadi kesalahfahaman. Maka suami harus bertindak bijak dan memberikan pengertian kepada orangtua serta tegas kepada istri agar tidak membias kepada anak-anak kelak. 
Demikian hal yang berkaitan dengan tanggungjawab anak kepada orang tua, semoga Allah menjadikan kita sebagai anak-anak soleh yang selalu berbakti kepada kedua orangtua, amin ya robbal ‘alamin. *** (Dari berbagai sumber)

*) Da’i Khusus LDK/Corps Da’i Dompet Dhuafa Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Komunitas Da’i Lokal Kab. Alor 

Posting Komentar

1 Komentar

  1. McIngvale has wagered a total of $10 million with quite a few sports activities books on an Astros victory. The online sports activities betting platform, picked up 3%, while MGM Resorts International MGM, -2.31%increased 2%. All-nighters, pockets full of money and piles of chips, the clacking of the roulette ball, croupiers, fortunate streaks, but also horrible streaks of ill luck come to thoughts once we 온라인카지노 think of the on line casino world. Glitter, money, luxury, a sense of mystery, thrills and crime, habit, greed, distress, and devastation all coexist. There are quite a few films about casinos, gambling, and all involved on this business. And filmmakers are only too glad to maneuver on this tense region.

    BalasHapus

Terima Kasih telah mengunjungi dan memberikan saran komentar terhadap konten blog ini.